Minggu, 20 Oktober 2013
Browse Manual »
Wiring »
dapat
»
dukungan
»
energi
»
lingkungan
»
masyarakat
»
peduli
»
pltn
»
PLTN Dapat Dukungan Masyarakat Peduli Energi Lingkungan
Demikian disampaikan Ketua MPEL, Budi Sudarsono dalam pembukaan Seminar Internasional Energi Berkelanjutan untuk Pembagunan Nasional yang diadakan di Hotel Sultan Jakarta (9/5). “Mendukung energi nuklir untuk pembagunan Indonesia,” katanya.
Menurut Budi, bencana gempa dan tsunami yang menimpa Jepang juga berdampak pada PLTN yang terdapat di Fukhusima. Hal ini yang membuat masyrakat merasa takut dengan pengembangan tenaga nuklir. “Telah terjadinya kecelakaan fukushima menyebabkan bayang-bayang pembangunan PLTN sirna,” ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Budi, hal tersebut tidak akan mengubah pendirian MPEL karena bencana di Jepang bukan disebabkan oleh meledaknya reaktor nuklir. “Tidak ada reaktor yang meledak, yang ada kepecahan hidrogen,” tuturnya.
Lebih lanjut Budi menjelaskan, semakin tingginya harga minyak dunia dan terbatasnya ketersediaan panas bumi menjadikan alasan perlunya pengembangan tenaga nuklir. “Tingginya harga minyak dunia menyeret harga minyak lain. Pengembangan nuklir, biaya dan modal lebih tinggi, tapi tetap unggul dari yang lain,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Budi, kelebihan energi yang dihasilkan oleh nuklir dapat dijadikan komoditas ekspor yang dapat menguntungkan bagi negara. “Bisa dieskpor kalau tidak dipakai,” pungkasnya.
Listrik Nuklir Bukan Senjata
Penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik masih ditakutkan oleh masyarakat di dunia. Padahal pembangkit listrik nuklir ini menghasilkan energi yang sangat besar, bersih, dan aman.
Mantan Presiden Greenpeace Patrick Moore mengatakan, jangan disamakan bahaya senjata nuklir dengan energi nuklir. Pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak dimaksudkan untuk membunuh masyarakat.
“Kita menganggap sama energi nuklir dan senjata nuklir. Kita tidak dapat menaruh PLTN untuk membunuh orang,” jelas Patrick dalam Seminar Internasional Energi Berkelanjutan untuk Pembagunan Nasional di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (9/5).
Patrick menambahkan, beberapa berita yang mengabarkan dampak dari pemanfaatan tenaga nuklir sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Namun, sebenarnya tidak seperti itu. “Manusia yang cacat dan bayi yang lahir cacat tidak ada nuklir pun dapat terjadi,” jelasnya.
Lebih lanjut Patrick menambahkan, energi yang dianggap berbahaya bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap energi dapat digunakan untuk hal baik dan hal buruk. “Api adalah energi yang berbahaya, tapi kita tetap menggunakannya untuk memasak dan lain-lain,” katanya.
Dengan begitu, menurut Patrick, energi nuklir harus dimanfaatkan untuk menggantikan energi-energi lain. “Energi nuklir harus dimanfaatkan karena sangat bersih dan aman,” pungkasnya.(dtf/ant)
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/
PLTN Dapat Dukungan Masyarakat Peduli Energi Lingkungan
Masyarakat Peduli Energi Lingkungan (MPEL) bersama Masyarakat Energi Baru dan Terbarukan Indonesia (METI) sepakat untuk tetap mengembangkan pembangkit listrik energi nuklir di Indonesia.
Demikian disampaikan Ketua MPEL, Budi Sudarsono dalam pembukaan Seminar Internasional Energi Berkelanjutan untuk Pembagunan Nasional yang diadakan di Hotel Sultan Jakarta (9/5). “Mendukung energi nuklir untuk pembagunan Indonesia,” katanya.
Menurut Budi, bencana gempa dan tsunami yang menimpa Jepang juga berdampak pada PLTN yang terdapat di Fukhusima. Hal ini yang membuat masyrakat merasa takut dengan pengembangan tenaga nuklir. “Telah terjadinya kecelakaan fukushima menyebabkan bayang-bayang pembangunan PLTN sirna,” ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Budi, hal tersebut tidak akan mengubah pendirian MPEL karena bencana di Jepang bukan disebabkan oleh meledaknya reaktor nuklir. “Tidak ada reaktor yang meledak, yang ada kepecahan hidrogen,” tuturnya.
Lebih lanjut Budi menjelaskan, semakin tingginya harga minyak dunia dan terbatasnya ketersediaan panas bumi menjadikan alasan perlunya pengembangan tenaga nuklir. “Tingginya harga minyak dunia menyeret harga minyak lain. Pengembangan nuklir, biaya dan modal lebih tinggi, tapi tetap unggul dari yang lain,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Budi, kelebihan energi yang dihasilkan oleh nuklir dapat dijadikan komoditas ekspor yang dapat menguntungkan bagi negara. “Bisa dieskpor kalau tidak dipakai,” pungkasnya.
Listrik Nuklir Bukan Senjata
Penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik masih ditakutkan oleh masyarakat di dunia. Padahal pembangkit listrik nuklir ini menghasilkan energi yang sangat besar, bersih, dan aman.
Mantan Presiden Greenpeace Patrick Moore mengatakan, jangan disamakan bahaya senjata nuklir dengan energi nuklir. Pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak dimaksudkan untuk membunuh masyarakat.
“Kita menganggap sama energi nuklir dan senjata nuklir. Kita tidak dapat menaruh PLTN untuk membunuh orang,” jelas Patrick dalam Seminar Internasional Energi Berkelanjutan untuk Pembagunan Nasional di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (9/5).
Patrick menambahkan, beberapa berita yang mengabarkan dampak dari pemanfaatan tenaga nuklir sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Namun, sebenarnya tidak seperti itu. “Manusia yang cacat dan bayi yang lahir cacat tidak ada nuklir pun dapat terjadi,” jelasnya.
Lebih lanjut Patrick menambahkan, energi yang dianggap berbahaya bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap energi dapat digunakan untuk hal baik dan hal buruk. “Api adalah energi yang berbahaya, tapi kita tetap menggunakannya untuk memasak dan lain-lain,” katanya.
Dengan begitu, menurut Patrick, energi nuklir harus dimanfaatkan untuk menggantikan energi-energi lain. “Energi nuklir harus dimanfaatkan karena sangat bersih dan aman,” pungkasnya.(dtf/ant)
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/
Label:
dapat,
dukungan,
energi,
lingkungan,
masyarakat,
peduli,
pltn
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar